Monday, November 7, 2016

Back in endocrin room

Almost sebulan y ga update... Sekarang kehamilan gw sudah hampir 8bulan alias 30w. Time flies yah. Baru kemarin kayaknya gw muntah muntah ga jelas dan musuhan sama nasi. Sekarang semua kembali seperti sedia kala tapi kelhan lebih ke fisik. Perut makin besar dan si nona kepalanya sudah dibawah membuat paha dan sekitarnya agak cenut cenut kalau jalan apalagi klau naik tangga. Belum lagi kakinyang keram dan mulai sedikit bengkak. Daaan satu lagi, sudah mulai merasakan apa yang orang bilang tidur menghadap mana aja jadi salah ahahahahahhaha. Ok lets come back to my story y.

 Dipostingan sebelumnya gw cerita mengenai persiapan proses usg transv. Seperti yang sudah gw ceritain, persiapannya mulai dari kondom hingga gel. Lalu dokter mulai memainkan 'tongkat' ajaib itu. Bagi yang belum pernah, mungkin sedikit risih karena kalau tidak hati2 akan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Tidak nyeri tapi sedikit 'aneh' saja. Dokter akan melihat kondisi rahim kita dengan alat itu, tapi jangan berharap dokterakan tahu bagaimana posisi rahim kita bila hanya dengan alat ini. Alat ini lebih efektif menjalankan fungsinya untuk melihat calon folikel nsecara detail mulai dari jumlah, ukuran hingga apakah folikel tersebut akan berkembang atau tidak. Selain itu, alat ini juga bisa melihat dengan jelas kondisi endometrium. Apakah ada polip di sana, miom, kista, pembengkakan hingga seberapa tebL dinding rahim tersebut saat dilakukan pemeriksaan.  Semua pemeriksaan penunjang tersebut diutuhkan untuk melihat peluang hamil. Bila ada kecurigaan dari pemeriksaan tersebut, maka periksaan lebih lanjut harus segera dilakukan demi memperbesar peluang hamil.
Untuk case gw, hasil pengukuran folikel gw di hari ke 3haid adalah ditemukan 3 folikel dominan dengan ukuran 12mm which ini diharapkan akan terus berkembang hngga hari ke 12-14 haid. Ukuran yang memenuhi syarat agar folikel ini pecah dan siap dibuahi adalah 18-22mm. Semua hasil ini dicatat dalam rekam medic dan disimpan di rumah sakit. Pencatatan dokter cukup detail dan jelas dan juga dsertakan hasil usgnya. Maaf tidak menshare hasil2 tersebut karena gw ga bawa pulang hasilnya.   Sempat terjadi selisih paham antar dokter ppds diruangan tersebut. Mereka berdebat apakah gw menderita PCO atw tidak. Untuk mengetahui hal tersebut mereka memutuskannya untuk observasi hingga beberapa bulan kedepan "kami akan terus pantau kondisi ibu, karena setiap wanita disetiap siklus haid itu selalu berbeda. Untuk saat ini kami tidak memberikan apap, hanya senggama terjadwal dan kita lihat lagi pada hari ke 12-14 apakah folikel tersebut sudah mencapai ukuran yang siapnuntuk pecah dan dibuahi" kira-kira begitu penjelasan si dokter muda. Saat itu, dokter senior tidak mendampingi, tapi ad dokter specialist juga disana meski bukan yang tenar yang sering muncul nam ayadi media-media. Gw tidak berkecil hati. Gw penasaran apa sebenarnya yang terjadi.

Beberapa hari minggu berselang, gw kembali mendatangi rumah sakit. Pemeriksaan dilaukan kembali, dan ternayta folikel gw mentok di ukuran 16mm. Again, dokter menghibur gw dengan penjelasan yang sama. Kembali jadwL ML di berikan. Gw sempat menanyakan mengenai obat, atw apa saja yang harus gw jalani demi memperbaiki kondisi. Dokter hanya menyarankan gw olahraga teratur dan turnkan berat badan 3% saja. Tidak perlu diet tp olahraga saja. Karena dengan olahraga fungsi hormon di otak akan membaik. Tidak perlu obat juga, kata dokter saat itu "untuk apa?ibu tidak perlu obat, ibu mau obat apa?kalau memang tidak perlu obat, sebaiknya tidak diberikan" alhamdulillah dokternya tidak jualan obat hehehehhee.


No comments:

Post a Comment