Meski suami ingin tetap bersabar, tapi gw gemes mw secepatnya hamil. Di rumah sakit, mulai menanyakan opsi tindakan inseminasi buatan. Inseminasi buatan bisa dilakukan di poli kebidanan tapi obat-obatan hanya tersedia di klinik Yasmin Rscm Kencana. Bila gw mau melakukannya di Rscm Kencana pun tidak ada masalah kerena dokter yang menangani pun sama. Semua prosedur pun sama, yang membedakan hanya biaya. Di Rscm Kencana, biayanya pun tak terlalu mahal, berkisar 8juta-10jt bila dibandingkan dengan rumah sakit lain atau klinik lainnya. Dokter memberikan opsi klinik lainnya dimana dokternya sama dengan dokter di Cipto. Gw lupa nama kliniknya tapi klinik ini berada di Kedoya. Di klinik ini ad Dr. Gita, Dr. Andon, Dr. Muharam dll dan pastinyan dengan tarif yang berbeda-beda. Di sana biaya insem berkisar 10-15juta satu siklus. Mulai dari periksaan hingga pemantauan pasca insem, smua total biaya sekitar 10-15jt. Cukup lumayan yaa...
Intauterine Insemination atau IUI
Bagaimana dengan inseminasi buatan? Saat itu dokter menyarankan untuk inseminasi buatan apabila usaha kehamilan normal gagal. Bersiap untuk kemungkinan terburuk, kesempatan hamil dengan inseminasi hanya 10-20% tingkat keberhasilannya dari cara kehamilan normal. Tingkat keberhasilan metode ini tergantung usia. apabila usia pasien belum mencai 35 tahun maka semakin besar pula keberhasilannya, begitu pula sebaliknya. Umumnya tahapan untuk inseminasi buatan sama dengan proses kehamilan normal. Pembedanya adalah, dokter akan akan mengambil dan memilih sperma terbaik untuk di 'masukkan' ke dalam uterus menggunakan alat. sperma di 'tempatkan' ke tempat yang paling dekat dengan sel telur, sehingga 'perjalanan' sperma tidak terlalu jauh untuk mencapai sel telur. Cara ini cukup ampuh bagi pasien yang tidak punya masalah dengan perlengketan atau sumbatan pada tuba falopi. Tahapan inseminasi buatan pun tidak terlalu rumit.
1. Anamnesi: Pasangan suami istri akan diberikan beberapa pertanyaan: dilakukan oleh Ob-gyn umum
- Pola hidup yang mereka jalani,
- keluhan calon Ibu mengenai seputar haid (volume haid, lama/pendeknya siklus, rasa sakit dsb)
- dokter akan mencatat siklus haid mulai dari 3 bulan terakhir unutk menentukan tanggal masa subur
- Riwayat penyakit keluarga
2. Tracking: USG Transv : rujukan dari Ob-gyn umum, setalahnya ke specialist endokrin
- USG Feto Maternal untuk calon Ibu
- Pengecekan calon sel telur dimulai dari hari ke 2 siklus haid: ukuran folikel dan jumlah
- Pemantauan perkembangan sel telur pada hari ke 11-14 siklus haid: melihat folikel perkembangan ukuran folikel dominan. dikatakan dominan apabila sudah mencapai ukuran 18mm-22mm.
3. Calon Orang Tua melakukan serangkaian pemeriksaan di lab: Lab Biotest, Makmal, Pramita dan Prodia.
- Pengecekan sperma bagi suami.
- Cek kadar hormon LH dan FSH pada hari 3siklus haid
- Cek urin lengkap ==> saat haid sudah bersih. Urin yang bercampur darah haid akan mempengaruhi hasil lab.
- Cek gula darah puasa==> bersamaan dengan LH dan FSH
- Cek HSG pada hari ke 9 siklus haid ==> sebaiknya dilakukan sebelum masa subur karena cairan HSG kan mempengaruhi sel telur. Untuk mengurangi rasa nyeri, usahakan se relax mungkin. tidak diperlukan anastesi untuk pemeriksaan ini.
- Cek progesteron pada hari ke 21siklus haid ==> Pengecekan ini bertujuan melihat ketebalan dinding endometrium, apakah sudah siap untuk menjadi temapt 'menempelnya' embrio atau tidak.
4. Pemberian Obat- Obatan Penunjang: Profertil dan Pregnyl atau Ovidrel.
- Dari hasil lab, bianya dokter akan melihat apakah calon ibu mengalami obesitas atau risiko diabetes atau penyakit penyerta lainnya.Bila memang ada, maka dokter akan mengatasi hal tersebt terlebih dahulu sebelum memberikan tindakan lainnya. Diabetes dan Obesitas biasanya menjadi pemicu PCO.
- Apabila ditemukan masalah tidak adanya folikel dominan pada calon ibu, maka pemberian 'penyubur' akan sangat membantu. Perlu diperhatikan bahwa tidak adanya folikel dominan bukan berati calon ibu mengalami PCO. Dikatakan PCO apabila ditemukan banyak folikel dengan ukuran dibawah normal dan ditemukan di beberapa siklus haid. Perkembangan folikel selalu berbedapada setiap wanita di setiap siklus haid.
- Pemberian obat penyubur atau perangsang folikel diberikan 18 jam sebelum folikel matang. Umumya di berikan selama 5 hari mulai dari hari ke 2 atau ke 3 siklus haid siklus haid. Di hari ke 12-14siklus haid, dilakukan lagi pengecekan folikel apakah sudah sesuai harapan atau belum.
- Bila sudah ditemukan 1 atau 2 folikel dominan maka dokter akan memberikan 'pemecah'. folikel yang akan bekerja sekitar 18 jam.Pemecah telur ini adalah hormon HCG. procedurenyaa adalah disuntikkan 2 jari dibawah belly button.
5. Pemilihan Sperma
- Suami diminta unttuk menampung sperma. ini bisa dilakukan dirumah ataupun di rumah sakit. bila dilaukakan di rumah, maka usahakan membawanya ke rumah sakit dalam jangka waktu tidak kurang dari 2 jam.
- bila di Rumah Sakit, maka procedure inseminasi bisa segera dilakukan sessat susudah 'pemelihan' sprema terbaik.
- sperma yang terbaik telah di dapat, dan siap di 'semprotkan' ke tempat terdekat menuju sel telur ayng siap di buahi. Penyemprotan sprema harus tepat waktu karena telur hanya akan bertahan 24 jam setalah keluar dari folikel, sedangkan sperma bisa bertahan 5-7 hari didalam rahim.
6. Menunggu hasil: Testpack dan pengecekan beta HCG di lab.
- Sama seperti proses kehamilan normal, hasil bisa didteksi menggunakan test pack.
- Hasil testpact bisa saja salah bila udah menunjukkan hasil + karena didalam urin masih terkandung hormon HCG yang di suntikkan untuk pemecah telur.
- sebaiknya lakukan test HCG di lab.
- Bila hasil belum sesuai harapan, maka IUI bisa diulang di siklus berikutnya.
- Perlu diingat bahwa pemberian obat 'penyubur' harus sangat di awasi oleh dokter. Jangan mengkonsumsinya bila tidak perlu, karena akan berisiko OHSS atau Ovarian hyperstimulation syndrom. Efek samping dari OHSS itu sendiri adalah terjadinya kehamilan ganda (2, 3 hingga 5). Perasaan tidak nyaman pun menjadi concern utama pada pasien, keluhan biasanya adalah perut terasa penuh, kembung, mual dsb. Jadi sebaiknya penggunaan obat ini benar- benar di awasi. Pada beberapa kasus, ditemukan juga membesarnya folikel tapi tidak 'pecah' sehingga banyak yang berasumsi folikel yang membesar ini adalah kista. Folikel ini bisa 'kempes'dengan sendirinya dalam kurun waktu tertentu. maksimal pemberian 'penyubur' adalah 3 hingga 6 kali siklus haid. Setelah itu, pasien harus break.
Next, will share about IVF yah.