Sunday, September 4, 2016

Programm hamil Part 2

Dipost sebelumnya gw ud cerita soal beberapa tahapan cek lab yang harus dijalani sebelum program hamil dimaulai, kali ini gw akan ceria mengenai apa yang akan dokter lakukan be,rdasarkan hasil kab tersebut. Program yang gw jalani bukanlah Insemninasi buatan ataupun IVF.  Semuanya masih dengan jalan normal, namun tidak menutup kemungkinan untutkmmenjalani insemninasi buatan bila benar- benar di perlukan. Why not IVF?  We'll talk about later.

Hasil pemeriksaan lab

Dimulai dari hasil HSG. Hasil yang tertera pada lembar 'terjemahan'  gambar rontgen tertulis bahwa adanya penyumbatan pada saluran tuba kiri. Gw pun menjelaskan kepada dokter di rumah sakit bagaiman ketika dieksekusi. Ketika pengekskusian HSG itu, dokter menemukan kedua saluran tuba falopi gw tersumbat tapi dengan tingkat keparahan berbeda. Ketika dokter menyemprotkan cairan ke kedua sisi tubu, cairan tersebut tak sanggup melewati jalur tuba atau  tidak spill. Lalu dokter mencoba menyemprotkannya lagi untuk yang kedua kalinya, hasilnya masih tetap sama. Jujur gw sudah merasa kesakitan, rasanya seperti mau haid tapi tidak keluar, mulas dan sedikit panas. Tapi gw tetap bertahan dan dokter kembali menenangkan gw. Akhirnya gw coba sekali lagi dan kahirnya berhasil spill pada tuba kanan namun tidak pada tiba kiri. " yang kiri agak berat, ibu sudah kesakitan, saya gak berani untuk paksa". Gw cm bertanya " gara-gara apa ya dok?" Dokter bilang itu bisa dari berbagai faktor seperti infeksi, keputihan, atau jaringan parut bekas operasi. Gw sudah tidak mau pusing kenapa bisa terjadi ini itu. Saat keluar dari lab gw cuma mau secepatnya ke rumah sakit dan memberikan hasil lab ini. Domter dirumah sakit tak banyak berkomentar. Sekilas menerawang foro xray, tapi tak memberikan penjelas yang berarti.  

Hasil lab selanjutnya adalah hormon dan urin. Dsri hasil lab tersebut, dokter cuma bertanya berapa lama haid gw, siklus haid dan seberapa banyak darah haid yang keluar. Ia mencatat semua penjelas gw dengan detai beserta deret ukur siklus haid gw selama tiga bulan terakhir.  Siklus gw adalah 28-30 hari, lama gw haid selama 3-4 hari tapi kadang cuma 2 hari. Sebelum menikah, siklus gw juga 28-30 hari tapi bisa 5-7 hari. According to the docter, it is still normal. Siklus haid yang normal adalah 21-35 hari, siklus 35 hari biasanya disebut sklus panjang. Sedangkan 21 hari adalah siklus pendek. Bila siklus haid melebihi atau kurang dari siklus normal tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaannlanjutan. Terlebih lagi bila keluar darah dilaur siklus.  Rasa nyeri berlebihan pun patut ditengarai sebagai pertanda serius. Ada baik ya tidak berasumsi pada sesuatu yang belumpasti, sebaiknya bila terjadi sesuatu yang diluar jadwal haid, disertai gejala yang tidak biasa amaka sebaiknya periksakan diri sesegera mungkin. Click here untuk lebih jelas mengenai normal atau tidaknya siklus haid.

Pembacaan dan penjelasan mengenai haid selesi, sekarang adalah mengenai hasil test sperma. Seperti yang gw sebutkan dipost sebelmnya, hasil testnya adalah normozoospermia. Secara gloval, artinya adalah everything is OK. Good. No problem. No issue. No special treatment juga. Dokter hanya bertanya mengenaimgaya hidup suami gw. Dan as a wife yaa gw menjelaskan semuanpola hidup dy yang menurut gw yaa sehat. Keong gak merokok, gak doyan begadang, gak suka kopi, gak minum miras juga. Asupan makanannya adalah buah, sayur, buah, air putih sgalon, no soda, no minuman bernergi, dan no junk food. Hahahahahhahaha suam saya ni anak motor loh, tapi pola makannya jauh dari kebiasaan anak motor pada umum ya hahhahahaha. Kalau anak motor uda cape banget itu kan ngerokok dan mium kopi yah, dia itu minum susu dan istirhat sejenak hhahahhahahahah. No wonder sih kalau kualitas spermanya sangat baik.

Setelah semua anamnesi lengkap dan selesai, gw pun dirujuk untuk pemeriksaan USG feto maternal lalu membawa hasil USG tersebut ke dokter endokrin. Pemeriksaan fetomaternal ni sebensrnya u tuk mendeteksi kelai an pada janin sedini mungkin Click here tapi pemeriksaan gw sast itu adalah untuk melihat kelainan, jumlah sel telur dan ukuran sel telur.  Saat itu di dappati 1 sel telur dominan dan gw punya 3 telur untk modal. Selesai pemeriksaan gw segera antri ke runag endoktrin.  Pada bagian ini, dokter endokrrinlah yang memutuskan pengobatan atau program apa yang cocok untuk gw berdasarkan data medis dan rujukan dari dokter SpOg umum sebelumnya.  

Bagaimana selanjutnya di dokter endoktrin? Dan dengan dokter siapa?  See you in the next pos.

 For anh inquiries, please do not hasitate to discuss and put your comment. 


No comments:

Post a Comment