Thursday, November 24, 2016

Opsi Inseminasi Buatan

Meski suami ingin tetap bersabar, tapi gw gemes mw secepatnya hamil. Di rumah sakit, mulai menanyakan opsi tindakan inseminasi buatan. Inseminasi buatan bisa dilakukan di poli kebidanan tapi obat-obatan hanya tersedia di klinik Yasmin Rscm Kencana. Bila gw mau melakukannya di Rscm Kencana pun tidak ada masalah kerena dokter yang menangani pun sama. Semua prosedur pun sama, yang membedakan hanya biaya. Di Rscm Kencana, biayanya pun tak terlalu mahal, berkisar 8juta-10jt bila dibandingkan dengan rumah sakit lain atau klinik lainnya. Dokter memberikan opsi klinik lainnya dimana dokternya sama dengan dokter di Cipto. Gw lupa nama kliniknya tapi klinik ini berada di Kedoya. Di klinik ini ad Dr. Gita, Dr. Andon, Dr. Muharam dll dan pastinyan dengan tarif yang berbeda-beda. Di sana biaya insem berkisar 10-15juta satu siklus. Mulai dari periksaan hingga pemantauan pasca insem, smua total biaya sekitar 10-15jt. Cukup lumayan yaa...

Intauterine Insemination atau IUI

Bagaimana dengan inseminasi buatan? Saat itu dokter menyarankan untuk inseminasi buatan apabila usaha kehamilan normal gagal.  Bersiap untuk kemungkinan terburuk, kesempatan hamil dengan inseminasi  hanya 10-20% tingkat keberhasilannya dari cara kehamilan normal. Tingkat keberhasilan metode ini tergantung usia. apabila usia pasien belum mencai 35 tahun maka semakin besar pula keberhasilannya, begitu pula sebaliknya. Umumnya tahapan untuk inseminasi buatan sama dengan proses kehamilan normal. Pembedanya adalah, dokter akan akan mengambil dan memilih sperma terbaik untuk di 'masukkan' ke dalam uterus menggunakan alat. sperma di 'tempatkan' ke tempat yang paling dekat dengan sel telur, sehingga 'perjalanan' sperma tidak terlalu jauh untuk mencapai sel telur. Cara ini cukup ampuh bagi pasien yang tidak punya masalah dengan perlengketan atau sumbatan pada tuba falopi. Tahapan inseminasi buatan pun tidak terlalu rumit. 

1. Anamnesi: Pasangan suami istri akan diberikan beberapa pertanyaan:  dilakukan oleh Ob-gyn umum
  • Pola hidup yang mereka jalani,
  • keluhan calon Ibu mengenai seputar haid (volume haid, lama/pendeknya siklus, rasa sakit dsb)
    • dokter akan mencatat siklus haid mulai dari 3 bulan terakhir unutk menentukan tanggal masa subur
    • Riwayat penyakit keluarga
    2. Tracking: USG Transv : rujukan dari Ob-gyn umum, setalahnya ke specialist endokrin
    • USG Feto Maternal untuk calon Ibu
    • Pengecekan calon sel telur dimulai dari hari ke 2 siklus haid: ukuran folikel dan jumlah
    • Pemantauan perkembangan sel telur pada hari ke 11-14 siklus haid: melihat folikel perkembangan ukuran folikel dominan. dikatakan dominan apabila sudah mencapai ukuran 18mm-22mm.

    3. Calon Orang Tua melakukan serangkaian pemeriksaan di lab: Lab Biotest,  Makmal, Pramita dan Prodia. 
    • Pengecekan sperma bagi suami. 
    • Cek kadar hormon LH dan FSH pada hari 3siklus haid
    • Cek urin lengkap ==> saat haid sudah bersih. Urin yang bercampur darah haid akan mempengaruhi hasil lab.
    • Cek gula darah puasa==> bersamaan dengan LH dan FSH
    • Cek HSG pada hari ke 9 siklus haid ==> sebaiknya dilakukan sebelum masa subur karena cairan HSG kan mempengaruhi sel telur. Untuk mengurangi rasa nyeri, usahakan se relax mungkin. tidak diperlukan anastesi untuk pemeriksaan ini. 
    • Cek progesteron pada hari ke 21siklus haid ==> Pengecekan ini bertujuan melihat ketebalan dinding endometrium, apakah sudah siap untuk menjadi temapt 'menempelnya' embrio atau tidak.
      4. Pemberian Obat- Obatan Penunjang: Profertil dan Pregnyl atau Ovidrel. 
    • Dari hasil lab, bianya dokter akan melihat apakah calon ibu mengalami obesitas atau risiko diabetes atau penyakit penyerta lainnya.Bila memang ada, maka dokter akan mengatasi hal tersebt terlebih dahulu sebelum memberikan tindakan lainnya.  Diabetes dan Obesitas biasanya menjadi pemicu PCO. 
    • Apabila ditemukan masalah tidak adanya folikel dominan pada calon ibu, maka pemberian 'penyubur' akan sangat membantu. Perlu diperhatikan bahwa tidak adanya folikel dominan bukan berati calon ibu mengalami PCO. Dikatakan PCO apabila ditemukan banyak folikel dengan ukuran dibawah normal dan ditemukan di beberapa siklus haid. Perkembangan folikel selalu berbedapada setiap wanita di setiap siklus haid.
    • Pemberian obat penyubur atau perangsang folikel diberikan 18 jam sebelum folikel matang. Umumya di berikan selama 5 hari mulai dari hari ke 2 atau ke 3 siklus haid  siklus haid. Di hari ke 12-14siklus haid, dilakukan lagi pengecekan folikel apakah sudah sesuai harapan atau belum. 
    • Bila sudah ditemukan 1 atau 2 folikel dominan maka dokter akan memberikan 'pemecah'. folikel yang akan bekerja sekitar 18 jam.Pemecah telur ini adalah hormon HCG. procedurenyaa adalah disuntikkan 2 jari dibawah belly button. 
    5. Pemilihan Sperma
    • Suami diminta unttuk menampung sperma. ini bisa dilakukan dirumah ataupun di rumah sakit. bila dilaukakan di rumah, maka usahakan membawanya ke rumah sakit dalam jangka waktu tidak kurang dari 2 jam. 
    • bila di Rumah Sakit, maka procedure inseminasi bisa segera dilakukan sessat susudah 'pemelihan' sprema terbaik.
    • sperma yang  terbaik telah di dapat, dan siap di 'semprotkan' ke tempat terdekat menuju sel telur ayng siap di buahi. Penyemprotan sprema harus tepat waktu karena telur hanya akan bertahan 24 jam setalah keluar dari folikel, sedangkan sperma bisa bertahan 5-7 hari didalam rahim.
    6. Menunggu hasil: Testpack dan pengecekan beta HCG di lab.
    • Sama seperti proses kehamilan normal, hasil bisa didteksi menggunakan test pack.
    • Hasil testpact bisa saja salah bila udah menunjukkan hasil + karena didalam urin masih terkandung hormon HCG yang di suntikkan untuk pemecah telur.
    • sebaiknya lakukan test HCG di lab. 
    • Bila hasil belum sesuai harapan, maka IUI bisa diulang di siklus berikutnya.
    • Perlu diingat bahwa pemberian obat 'penyubur' harus sangat di awasi oleh dokter. Jangan mengkonsumsinya bila tidak perlu, karena akan berisiko OHSS atau Ovarian hyperstimulation syndrom. Efek samping dari OHSS itu sendiri adalah terjadinya kehamilan ganda (2, 3 hingga 5). Perasaan tidak nyaman pun menjadi concern utama pada pasien, keluhan biasanya adalah perut terasa penuh, kembung, mual dsb.  Jadi sebaiknya penggunaan obat ini benar- benar di awasi. Pada beberapa kasus, ditemukan juga membesarnya folikel tapi tidak 'pecah' sehingga banyak yang berasumsi folikel yang membesar ini adalah kista. Folikel ini bisa 'kempes'dengan sendirinya dalam kurun waktu tertentu. maksimal pemberian 'penyubur' adalah 3 hingga 6 kali siklus haid. Setelah itu, pasien harus break.

    Next, will share about IVF yah.
       




    Monday, November 7, 2016

    Usaha usaha dan usaha

    Bulan berikutnya, gw kembali kontrol. Berharap ada titik terang. Seorang dpkter perempuan yang sanagt keibuan yang kala itu gw temui. Ia sangat keibuan, terbuka dan juga ramah. Sepertinya dia dokter pengganti dokter kenamaan yang seharusnya dinas do Rscm poli kebidanan. Dia memeriksa semua hasil ayng ad direkam medic. Semua tertera sangat jelas, hampir no comment tapi setika ia mendapati hasil lab HSG dia mulai berbicara. "Begini, ibu mengalami sumbatan di salah satu tuba. Ibu tetap bisa hamil namun kesempatannya tidak sebesar bila kedua tuba itbu normal. Kami akan terus mengupayakan kehamilan normal. Jalan terakhir bila normal tidak berhasil adalah dengan inseminasi buatan" kemudian gw memotong "berapa biayanya dan kapan seharusnya itu dilakukan dok?" Ia menjelaskan "kondisi ibu abu-abu. Kammtidak bisa sembarangan ambil tindakan. Dengan satu tuba pun ibu bs hamil. Bila dkondisi tuba ibu tidak berfungsindua-duanya maka akan dengan mudah kami ambil keputusan. Bisa dengan laparoskopi atau LO, dengan tindakan tersebut, perelngketannya bs dihilangkan atau dipotong kemudian dilaukan inseminasi buatan atau ivf. Tapi kan ibu masih punya satu tuba sehat, jadi untuk apa? Kita perlu membicarakan dan mendiskusikan tindakan tersbut karena menyangkut biaya dan kesiapan mental. Jaid untuk saat ini kami kana terus pantau folikel ibu,mbilan,emang harus menggunakan obat, kami akan berikan. Usia ibu saat ini sudah sangat tepat datang ke sini, karena bila sudah diatas 30thun, inseminasi buatan pun hanya akan sedikit  membantu ". Mendengar penjelasa itu, gw cukup tenang, artinya gw hanya harus lebih bersabar dan melaksanakan apa yang domter bilang.
    Dirumah gw laporan  sama suami, dy cuma nganggku-ngangguk dan mau lebih bersabar untuk menunggu kapan gw hamil. Gw menjalani hari-hari seperti biasa. Mulai berolahraga meski ga teratur. Mulai mengkonsumsi makanan yang sekiranya bisa membantu memperbesar peluang hamil. Salah satu makanan yg gw knsmsi adalah kacang-kacangan dan biji-bijian. Kacang merah adalah kacang terfavorit meski banyak yang gak suka tapi enah knp gw suka banget sm kacang itu.kacang hijau, yup, gw ga terlalu suka, tapi suami gw sll menyediakan jus kacang hijau untuk jadi bekal gw dikantor. Gandum, in juga gw suka banget, gw biasa konsumsi ini dengan menambahkan buah dan susu heheheh. Gak hanya itu, gw pun mulai makan kabohidrat komplex lainnya seperi nasi merah. Ini juga gw suka, meski rasanya tak seenak nasi putih, tapi i really enjoy consuming this rice. Gw memangbtidak mendapati timabngan bergerak ke kiri tapi at least gw berusaha memenuhi gizi yang selama ini mungkin tidak terpenuhi dengan baik. Jagung dan kentang juga menjadi pilihan pengganti karbohidrat. Gw tetap mngkonsumsi junk food, menguangi kafein dan mengatur stress dan memperbaiki pola tidur.
    Bulan berikutnya ternyata Allah belm kasi kesempatan gw menjadi calon orang tua. Sempat putus asa, tapi kan Allah ga suka orang yang putus asa. Gw pun kembali ke rumah sakit.

    Back in endocrin room

    Almost sebulan y ga update... Sekarang kehamilan gw sudah hampir 8bulan alias 30w. Time flies yah. Baru kemarin kayaknya gw muntah muntah ga jelas dan musuhan sama nasi. Sekarang semua kembali seperti sedia kala tapi kelhan lebih ke fisik. Perut makin besar dan si nona kepalanya sudah dibawah membuat paha dan sekitarnya agak cenut cenut kalau jalan apalagi klau naik tangga. Belum lagi kakinyang keram dan mulai sedikit bengkak. Daaan satu lagi, sudah mulai merasakan apa yang orang bilang tidur menghadap mana aja jadi salah ahahahahahhaha. Ok lets come back to my story y.

     Dipostingan sebelumnya gw cerita mengenai persiapan proses usg transv. Seperti yang sudah gw ceritain, persiapannya mulai dari kondom hingga gel. Lalu dokter mulai memainkan 'tongkat' ajaib itu. Bagi yang belum pernah, mungkin sedikit risih karena kalau tidak hati2 akan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Tidak nyeri tapi sedikit 'aneh' saja. Dokter akan melihat kondisi rahim kita dengan alat itu, tapi jangan berharap dokterakan tahu bagaimana posisi rahim kita bila hanya dengan alat ini. Alat ini lebih efektif menjalankan fungsinya untuk melihat calon folikel nsecara detail mulai dari jumlah, ukuran hingga apakah folikel tersebut akan berkembang atau tidak. Selain itu, alat ini juga bisa melihat dengan jelas kondisi endometrium. Apakah ada polip di sana, miom, kista, pembengkakan hingga seberapa tebL dinding rahim tersebut saat dilakukan pemeriksaan.  Semua pemeriksaan penunjang tersebut diutuhkan untuk melihat peluang hamil. Bila ada kecurigaan dari pemeriksaan tersebut, maka periksaan lebih lanjut harus segera dilakukan demi memperbesar peluang hamil.
    Untuk case gw, hasil pengukuran folikel gw di hari ke 3haid adalah ditemukan 3 folikel dominan dengan ukuran 12mm which ini diharapkan akan terus berkembang hngga hari ke 12-14 haid. Ukuran yang memenuhi syarat agar folikel ini pecah dan siap dibuahi adalah 18-22mm. Semua hasil ini dicatat dalam rekam medic dan disimpan di rumah sakit. Pencatatan dokter cukup detail dan jelas dan juga dsertakan hasil usgnya. Maaf tidak menshare hasil2 tersebut karena gw ga bawa pulang hasilnya.   Sempat terjadi selisih paham antar dokter ppds diruangan tersebut. Mereka berdebat apakah gw menderita PCO atw tidak. Untuk mengetahui hal tersebut mereka memutuskannya untuk observasi hingga beberapa bulan kedepan "kami akan terus pantau kondisi ibu, karena setiap wanita disetiap siklus haid itu selalu berbeda. Untuk saat ini kami tidak memberikan apap, hanya senggama terjadwal dan kita lihat lagi pada hari ke 12-14 apakah folikel tersebut sudah mencapai ukuran yang siapnuntuk pecah dan dibuahi" kira-kira begitu penjelasan si dokter muda. Saat itu, dokter senior tidak mendampingi, tapi ad dokter specialist juga disana meski bukan yang tenar yang sering muncul nam ayadi media-media. Gw tidak berkecil hati. Gw penasaran apa sebenarnya yang terjadi.

    Beberapa hari minggu berselang, gw kembali mendatangi rumah sakit. Pemeriksaan dilaukan kembali, dan ternayta folikel gw mentok di ukuran 16mm. Again, dokter menghibur gw dengan penjelasan yang sama. Kembali jadwL ML di berikan. Gw sempat menanyakan mengenai obat, atw apa saja yang harus gw jalani demi memperbaiki kondisi. Dokter hanya menyarankan gw olahraga teratur dan turnkan berat badan 3% saja. Tidak perlu diet tp olahraga saja. Karena dengan olahraga fungsi hormon di otak akan membaik. Tidak perlu obat juga, kata dokter saat itu "untuk apa?ibu tidak perlu obat, ibu mau obat apa?kalau memang tidak perlu obat, sebaiknya tidak diberikan" alhamdulillah dokternya tidak jualan obat hehehehhee.