Thursday, October 6, 2016

Endocrin room 2

Gw kembali mendatangi RSCM poliklinik Kebidanan di hari ke 2 haid sesuai instruksi dokter. Pemeriksaan diruangan ini bermula dengan anamnesi, dokter mulai mencatat 3siklis terkahir. Siklus gw menunjukkan siklus normal pada umum ya, 28-30 hari dengan lama haid 2-7 hari. Stelah itu dokter meminta gw berbaring di bilik pemeriksaan. Di sini, tracking sel telur dimulai. Sebelum dilakukannya pemeriksaan usg transvaginal, dokter mempersiapkan kondom dan gel. Kondom? Iya kondom, alat usg transvaginal yang kayak catakoan rambut itu di bungkus dulu pakai kondom lalau di baluri gel. Biar ga sakit. Rasanya? Biasanya, cm emang agak sedikit gak nyaman pada awalnya apalagi beberapa dokter terkadang menggerakkan alatnya sedikit lebih kencang demi mendapatkan pencitraan yang baik. Tidak lama kemudian hasil sudah didapat. Untuk pemeriksaan pertama ini, hasil usg nya adalah gw punya 3 bakal sel telur dari tuba kanan. Masing-  masing ukuran folikelnya sekitar 11-12mm. Mereka akan terus berkembang hingga hari ke 14 alias masa subur. Dari patokan pemeriksaan ini, diharapkan pada hari ke 11-13 ukuran folikel ini sudah mencapai ukuran yang siap pecah dan dibuahi, yaitu ukuran 20-22mm.

One thing that i want to share more is about the dokter in RSCM. Most people bilang kalau di sana dokternya dokter praktek, ga kompeten, ditangani lama dan,ainnya. Sepengalaman gw di sana dari gw operasi infaginasi umur 8 bulan sampai gw promil, everything is good, very good malah. Agak kurang setuju kalau dokter yang praktek itu bukan dokter. Gini ya, rscm itu kan satunbundle yah sm fakultas kedokteran UI, so no wonder kalau calon dokter atau yang gimambilmspecialist pada praktek disana, dannnnn bukan FK UI ajalah loh yang menjalankan PPDSnya di RSCM. Jebolan RSCM itu terbukti tokcer dan ga diragukan lagi, thats why juga RSCM jacdi gudangnya dokter-doker handal.

Dokter PPDS yang lagi praktek di RSCM itu kan ga turun tangan sendiri loh. Mereka selalu di dampingi dokter senior yang udah makan asam garam dunia kedokteran. Dan dokter PPDS itu ddlm rusngan bisa gw bilang mereka mengobserve pasien, bukan melakukan tindakan terhadap pasien. Gw ga tau pasti yah kl mereka sudah bisa melakukan tindakan atau belum, tapi selama gw di sana, dokter PPDS itu ga pernah megang gw, bahkan yang nyiapin alat-alat pun yaa suster atw dokter senior itu sendiri.

So, bagi yang takut ke Rscm karena dokternya bukan dokter senior, buang jauh2 persepsi itu. Untuk urusan harga, rumah sakit it ini cukup terjangkau, inget yah terjangkau untuk rscm yang negeri y. Untutk RSCM Kencana harganya bisa 2-3 kali lipat karena dirancang untuk pasien menengah keatas, pejabat publik dan kalangan tertentu. Dokter yang bertugas anatara RSCM biasa dan Kencana most of all sama, dia lagi dia lagi. Rekam medic yang sudah ada di rscm biasa pun bisa di dibawa ke rscm kencana. Kelebihan di RSCM kencana adalah dokter bisa ditemui dengan perjanjian pada hari Sabtu, tapi jangan berharap untuk dapat nomor antrian lebih cepat sblm mendaftar 2minggu sebelumnya. Dokter di sana hanya penerima pasien maksimum sekitar 30 pasien per hari. Antrian dimulai dari jam 7 pagi. Beberapa obat-obatan juga hanya bisa di tebus di Apotik Rscm Kencana karena tidak tersedia di Rscm biasa. Unttuk asuransi, gw kurang atahunsih secara ga penah pakai asuransi kalau ke sana, gw selalu pakai jalur umum. Untuk di rscm biasa, Bpjs dan InHealt bisa digunakan tapi bawa surat rujukan dsri doker umum atau puskesmas. Untuk RSCM Kencana, somfar yang gw tau cuma BPJS dan pribadi.





No comments:

Post a Comment